Antara tahun 1940-1942 Agus Salim non-aktif dalam politik. Ia menjadi sosok intelektual yg banyak menulis risalah agama, kebudayaan, politik dan berbicara di radio PPRK dan NIROM mengenai berbagai hal. Agus Salim juga dikenal sebagai ulama modernis yg menguasai bahasa Arab, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman dan bahasa Jepang.
Puncak keseluruhan potensi Salim dalam bidang politik seperinuaian adalah kariernya sebagai menteri muda luar negeri dan menteri luar negeri dalam empat periode berturut-turut. Ia menjadi memperh muda luar negeri dalam Kabinet Syahrir II (1946) dan Kabinet Syahrir III (1947) serta menteri luar negeri dalam Kabinet Amir Syarifuddin (1947) dan Kabinet Hatta (1948-1949). Dan pada Februari sampai April 1950, ia dipercaya menjadi penasehat Kementrian Luar Negeri RIS, dengan mendarat gelap pribadi Duta Besar.
Januari hingga September 1953, ia mengajar tentang Kebudayaan Islam di Cornell University sebagai Guest Leeturer, memimpin utusan RI ke London dalam rangka menghadiri penobatan Ratu Elizabeth II, menghadiri Colloquium on Islamic Culture di Princeton USA. Ia pernah diasingkan oleh Pemerintah Belanda bersama Soekarno dan Syahrir ke Brastagi dan kemudian dipindahkan ke Prapat, sesudah pasukan Belanda menduduki Yogya, 20 Desember 1948. Ia pernah berkata, bahwa ia sangat bersyukur kepada Allah Yang Maha Murah dan Kasih, bahwa ia masih sempat memikati kemerdekaan Republik Indonesia yg berdaulat dan merdeka. Ia meninggal pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY