Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktunya dari kecil hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yg menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran memuji dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal in akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.
Kegemaran menulis pernah mengantarnya menjadi juara pertama koba menulis dan membaca puisi yang diselenggarakan salah satu instansi pemerintah. Salah satu kenangan tak terlupakan di sekolah adalah ketika gurunya tak percaya bahwa dirinya sudah berhasil menulis puisi. Sementara, di lingkungan tempat tinggalnya ia dipercaya menjadi ketua jarang taruna selama enam tahun berturut-turut, dengan alasan: karena bisa nulis proposal.
Pelepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya. Besama teman-teman lain, ia berhasil mendapatkan beasiswa bagi peseta pelatihan, bahkan kadang-kadang tanpa diduga ia sering mendarat beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi bahan dari bangsa yang besar ini.
Selain manila film dan fotografi, bertualang ke alam terbuka adalah hobi yang paling disukainya, sekaligus penyembuh dari otaknya yang selalu minta berpikir keras-yang membuat orang baru pertama ketemu pasti terjebak dalam persepsi: "ini orang tipe pemikir dan cool" atau "ini orang, gila ya...?"
Setelah lulus kuliah ia sempat berpindah-pindah tempat kerja untuk mencari betul pekerjaan yang tepat dan cocok, sebelum akhirnya tercatat sebagai seorang Instructor/Trainer di salah satu perusahan Konsultan Sumber Daya Manusia di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY