Jumat, 13 April 2012

langit kresna hariadi

            LANGIT KRESNA HARIADI (LKH), lahir di Banyuwangi tahun 1959 pada posisi bungsu dari sebuah keluarga besar dan satu-satunya dari keluarga itu yang memilih dunia tulis-menulis sebagai pelampiasan hobi, emosi, dan profesi, membentang dari cerpen, novel, cerita bersambung, silat, artikel, skenario sinetron, dan drama radio.
            Baginya, menulis adalah nafas hidupnya. Menulis seperti orang memetik gitar, seperti penyanyi mendendangkan lagu, atau seperti perokok yang kecanduan. "Tidak boleh menulis boleh dibilang matilah saya." Itulah sebabnya, kegiatan menulis itu akhirnya bermetamorfosis dari yang semula hobi menjadi kebutuhan hidup. "Lha wong kalau tidak menulis tidak makan." Jika ada kegiatan di luar tulis-menulis yang juga ditekuni, masih berada di wilayah seni, menjadi MC misalnya.
            Setelah Balada Gimpul, buku pertamanya yang diterbitkan Balai Pustaka Jakarta, berturut-turut dengan kepala dinginnya lahir Kiamat Pada Dukun diterbitkan oleh PT Era Intermedia, lalu Libby 1, Libby 2, De Castaz, Alivia, Serong, Melibas Sekat Pembatas, Antologi Manusia Laminating, yang masing-masing diterbitkan oleh Qalam Press. Gama Media juga menerbitkan salah satu karyanya yang senafas dengan karyanya yang lain, yang lahir atas keprihatinannya terhadap pembantaian dukun santet di kampung halamannya, Banyuwangi, Kiamat Dukun Santet. Melalui koran yang terbit di Solo, Langit Kresna Hariadi menjadi dalang atas karya berupa cerita bersambung silatnya yang berjudul Beliung dari Timur.
           Malu disebut tak tahu diri karena juga menulis novel remaja, padahal, "Berfikir seperti remaja sulitnya minta ampun, dunia mereka aneh sekali," disiasatilah menggunakan nama samaran Amurwa Pradnya Sang Indraswari, lahirlah karya yang menyimpang jauh dari pakem, berjudul Siapa Yang Nyusi Bibirku? dan Diary of Jaka Tarup terbitan Diva Press. Satu lagi melalui Smart Media berjudul Selamatkan Sang Pangeran.
            Gajah Mada adalah buku pertamanya yang diterbitkan oleh Penerbit PT Tiga Serangkai yang lumayan mencuri perhatian dan mengundang apresiasi. Karena saran dari sana sini untuk melanjutkannya maka lahirlah Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Hamukti Palapa, Perang Bubat, dan Madakaripura Hamukti Moksa. Satu lagi karyanya berupa petunjuk praktis menulis buku berjudul Mengarang? Ah Gampang, juga diterbitkan oleh penerbit yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY

Baca Juga:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...