Siapapun pasti tidak ingin punya musuh. Lebih apik punya teman segudang. Tapi, bukan berarti musuh tidak berguna. Kita juga perlu musuh.
Sebenarnya banyak ibu positif yg bisa diambil saat kita berada pada posisi berlawanan dengan "musuh". Karena "musuh" itu menyimpan potensi-potensi yg bermanfaat atau kita, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jadi Motivator
Kita bisa memanfaatkannya sebagai motivaton untuk jadi lebih baik. Saat menyadari punya musuh, kita akan memperkuat diri. Kita ingin punya nilai lebih dibanding musuh kita. Semakin kita menganggap hebat musuh kita, semakin kuatlah diri kita untuk menjadi lebih baik dari musuh kita.
Penunjuh Kelemahan
Musuh pasti bersemangan mengatakan seluruh kelemahan dan kekurangan kita tanpa tedeng aling-aling. Misalnya musuh kita berkata, "Kamu pengecut! Beraninya cuman ngomongin di belakan. Kalau berani, ngomong, dong disini, coba!" Diam-diam kita jadi sadar kalau kita baru berani ngomong di belakang doang. Makanya kita perlu berterima kasih kepadanya.
Uji Mental
Teman cenderung membuat kita nyaman dan tak ada tantangan. Lain dengan posisi musuh yg membuat kesiapan mental kita lebih tinggi. Lewat musuh, kita bisa menguji kemampuan mengendalikan emosi. Kita juga belajar untuk tetap bersikap tepat dalam situasi sulit, serta bagaimana mengelola diri supaya tidak terjebak dalam bad mood.
Mengasah Logika
Bersama teman yg seiring sejalan, kita akan jadi lebih subjektif menilai sesuatu atau diri sendiri. Dengan adanya musuh, minimal kita dipaksa untuk menilai sesuatu dari dua sudut pandang dan kepentingan yg berbeda. Kita terpaksa mengasah otak, mencari argumen yg tepat dan mencari pencemaran yg tidak asal memang saja. Dengan begitu, wawasan kita makin luas dan lebih kritis.
Jurus Andalan Menghadapi Musuh
Supaya mendapatkan manfaat dari musuh, kita perlu jeli dan punya strategi yg tepat. Bila dalam posisi tanding, kita bisa melihat pola-pola serangan musuh. Bila terdesak, kita jadi sadar bahwa kita masih punya titik-titik lemah. Dengan begitu, kita bisa mengurangi titik lemah tadi. Bila dalam posisi konflik, usahakan untuk mengendalikan diri. Jangan sampai fikiran kita dibuat buntu oleh emosi. Dengan begitu, kita dapat mengukur perkembangan daya tahan mental kita.
Bila tidak punya musuh, kita bisa menciptakan "musuh" lewat teman kita. Misalnya, kalau lagi mengomentari sesuatu, kita boleh berbeda sama teman. Dari sini akan timbul perdebatan yg akan mencerdaskan kita.
Dikutip dari Kawanku, 1999
Sebenarnya banyak ibu positif yg bisa diambil saat kita berada pada posisi berlawanan dengan "musuh". Karena "musuh" itu menyimpan potensi-potensi yg bermanfaat atau kita, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jadi Motivator
Kita bisa memanfaatkannya sebagai motivaton untuk jadi lebih baik. Saat menyadari punya musuh, kita akan memperkuat diri. Kita ingin punya nilai lebih dibanding musuh kita. Semakin kita menganggap hebat musuh kita, semakin kuatlah diri kita untuk menjadi lebih baik dari musuh kita.
Penunjuh Kelemahan
Musuh pasti bersemangan mengatakan seluruh kelemahan dan kekurangan kita tanpa tedeng aling-aling. Misalnya musuh kita berkata, "Kamu pengecut! Beraninya cuman ngomongin di belakan. Kalau berani, ngomong, dong disini, coba!" Diam-diam kita jadi sadar kalau kita baru berani ngomong di belakang doang. Makanya kita perlu berterima kasih kepadanya.
Uji Mental
Teman cenderung membuat kita nyaman dan tak ada tantangan. Lain dengan posisi musuh yg membuat kesiapan mental kita lebih tinggi. Lewat musuh, kita bisa menguji kemampuan mengendalikan emosi. Kita juga belajar untuk tetap bersikap tepat dalam situasi sulit, serta bagaimana mengelola diri supaya tidak terjebak dalam bad mood.
Mengasah Logika
Bersama teman yg seiring sejalan, kita akan jadi lebih subjektif menilai sesuatu atau diri sendiri. Dengan adanya musuh, minimal kita dipaksa untuk menilai sesuatu dari dua sudut pandang dan kepentingan yg berbeda. Kita terpaksa mengasah otak, mencari argumen yg tepat dan mencari pencemaran yg tidak asal memang saja. Dengan begitu, wawasan kita makin luas dan lebih kritis.
Jurus Andalan Menghadapi Musuh
Supaya mendapatkan manfaat dari musuh, kita perlu jeli dan punya strategi yg tepat. Bila dalam posisi tanding, kita bisa melihat pola-pola serangan musuh. Bila terdesak, kita jadi sadar bahwa kita masih punya titik-titik lemah. Dengan begitu, kita bisa mengurangi titik lemah tadi. Bila dalam posisi konflik, usahakan untuk mengendalikan diri. Jangan sampai fikiran kita dibuat buntu oleh emosi. Dengan begitu, kita dapat mengukur perkembangan daya tahan mental kita.
Bila tidak punya musuh, kita bisa menciptakan "musuh" lewat teman kita. Misalnya, kalau lagi mengomentari sesuatu, kita boleh berbeda sama teman. Dari sini akan timbul perdebatan yg akan mencerdaskan kita.
Dikutip dari Kawanku, 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY