Bunyi begitu lemah menghadapi landa waktu. Bunyi begitu mudah menguap tanpa meninggalkan kumandang di udara dan yg tinggal hanya lambang-lambang mati atas kertas musik. Setiap nada hilang begitu saja seperti oleh waktu.
Seni lukis adalah seni manusia tanpa lidah dan saya tidak puas dengan seni lukis. Menurut perasaan saya, sarana lukis tidak cukup lembut untuk mengucapkan gerak perasaan dan pikiran. Didalam lukisan nyawa masih terus bergurau hendak mengucapkan diri seakan-akan terkungkung dalam tubuh yg tak dianugerahi bahasa.
Akhirnya saya menyambut bidang kesusastraan, sebab disini saya dapat mengucapkan diri secara penuh sebagai manusia. Didalam kesusastraan pengalaman estetik tidak hanya melibatkan saat-saat jasmaniah, penginderaan, dan perasaan dari kehidupan kita sebagai insan, tetapi bersangkutan juga dengan masalah-masalah, pertimbangan-pertimbangan, dan keputusan-keputusan yg menjadi ciri khas kehidupan manusiawi. Didalam sastra kita mengucap dan terbayang sebagai manusia yg penuh.
Seni lukis adalah seni manusia tanpa lidah dan saya tidak puas dengan seni lukis. Menurut perasaan saya, sarana lukis tidak cukup lembut untuk mengucapkan gerak perasaan dan pikiran. Didalam lukisan nyawa masih terus bergurau hendak mengucapkan diri seakan-akan terkungkung dalam tubuh yg tak dianugerahi bahasa.
Akhirnya saya menyambut bidang kesusastraan, sebab disini saya dapat mengucapkan diri secara penuh sebagai manusia. Didalam kesusastraan pengalaman estetik tidak hanya melibatkan saat-saat jasmaniah, penginderaan, dan perasaan dari kehidupan kita sebagai insan, tetapi bersangkutan juga dengan masalah-masalah, pertimbangan-pertimbangan, dan keputusan-keputusan yg menjadi ciri khas kehidupan manusiawi. Didalam sastra kita mengucap dan terbayang sebagai manusia yg penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY