Kamis, 20 September 2012

mesjid soekarno

Menapaki Jejak Presiden Soekarno di Masjid Biru Rusia

Presiden Soekarno terkenal di Leningrad, atau sekarang St. Petersberg, Rusia karena jasanya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku terharu dan bangga. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri bahkan sampai menangis mendengar kisah dan catatan jasa ayahnya yang dituturkan Imam Central Mosque St. Petersburg Zhapar N Panchaev.
Usai Presiden Yudhoyono shalat tahiyattul masjid (shalat sunnah) di masjid terbesar yang posisinya paling utara di dunia itu, Kamis (30/11), Panchaev bertutur tentang sejarah masjid mulai pembangunan, masa-masa sulit, dan pemugarannya sambil duduk bersila. "Tahun 1956, Presiden Soekarno datang ke Leningrad. Karena kunjungannya ke masjid ini yang dijadikan gudang sejak perang dunia kedua, masjid lantas dikembalikan ke komunitas muslim di sini. Tidak lama, hanya 10 hari setelah kunjungan Presiden Soekarno," ujar Panchaev bangga.
Menurut Panchaev, kunjungan Soekarno ke tanah kelahiran Lenin sebetulnya tidak dijadwalkan mengunjungi masjid yang dikenal juga dengan masjid biru karena ornamen keramiknya. Saat berkeliling kota, di atas jembatan, Soekarno melihat bangunan masjid dari kejauhan. Soekarno lantas menuju masjid yang telah menjadi gudang untuk shalat. "Sejumlah jadwal kunjungan Presiden Soekarno yang telah disusun ke Leningrad dibatalkan," ujar Panchaev.
Dari masjid, Soekarno kemudian bertemu pemimpin Rusia. Saat ditanya komentarnya tentang Leningrad, Soekarno justru bercerita tentang kondisi Central Mosque yang dikunjunginya. Cerita itu, menggugah pemimpin Rusia untuk memerintahkan pembersihan masjid. "Presiden Megawati saat mendengar cerita ini saat ke sini tahun 2003 menangis. Lalu, Presiden megawati berjanji memberi ukiran kayu Surah Al-Fatihah yang saya tempel itu," tutur Panchaev. Ukiran kayu Surah Al-Fatihah berukuran 220x105 diserahkan kepada Panchaev pada 3 Juni 2005. "Saya yang menyerahkan ukiran kayu itu," ujar Duta Besar RI untuk Rusia Susanto Pudjomartono yang turut duduk bersila mendengar cerita Panchaev.
Anggota rombongan Presiden Yudhoyono yaitu para menteri, pejabat, gubernur, anggota legislatif, dan para rektor yang duduk bersila mendengar tuturan Panchaev turut tertegun bangga. Masjid Biru mulai dibangun tahun 1910. Ketika dibangun, umat Islam di Rusia berjumlah hanya 8.000 orang. Pembangunan masjid dilakukan setelah dibentuk komite khusus tahun 1906 yang diketuai Ahun Ataulla Bayazitov. Penyumbang terbesar tercatat Said Abdoul Ahad Amir Buharskiy yang membiayai semua pekerja pembangunan masjid. Setelah ditutup dan dijadikan gudang perang dunia kedua tahun 1942-1956, masjid dipugar besar-besaran tahun 1980. Kepada Yudhoyono, Panchaev menitipkan ucapan terima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena telah membantu pemugaran. "Akan saya sampaikan ucapan terimakasih itu," janji Yudhoyono kepada Panchaev. Sebelum berpisah, Panchaev mendoakan Indonesia baik rakyat dan pemimpinnya agar mampu mencapai kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Seluruh anggota rombongan serentak menyahut, "Amin". Selepas dari masjid, Presiden dan anggota rombongan melanjutkan untuk menapaki jejak Soekarno, seperti kunjungan Megawati tahun 2003.
Sumber : mui.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY

Baca Juga:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...