Selasa, 31 Juli 2012

khalil gibran-tembang keagungan

Sewaktu genta kuil berkumandang dan gemuruhnya merasuki telinga disuatu awal pekan, seorang murid Al-Musthafa berkata: "Guru, telah banyak kami simak perbincangan tentang Tuhan. Bagaimana pandanganmu tentang Tuhan serta siapakah Dia sesungguhnya?"
Dengan menyerupai sebatang pohon muda yg tak mengenal gentar terhadap tamparan angin ataupun terjangan badai, sang Guru berdiri dihadapan murid-muridnya, kemudian katanya, "Sahabat-sahabatku tersayang, kini pikirkanlah sebuah hati yg menelungkupi semua hati kalian, seutas cinta yg menyelimuti seluruh cinta kalian, secarik suara yg meliliti semua kumandang kalian serta sekerat kesunyian yg terasa jauh lebih menghujam dibandingkan segala kesunyian yg tak terbatas.
Sekarang telusurilah didalam dirimu supaya engkau juara untuk merasakan bagaimana keindahan yg jauh lebih memukau dibandingkan semua keindahan, bagaimana nyanyian yg jauh lebih syahdu daripada semua nyanyian samudera dan belantara, kemuliaan yg berkuasa disinggasana yg menjadikan galaksi Orion sebagai penyanggahnya, mencengkeram sebuah tongkat kekuasaan sehingga galaksi Pleides menjadi tidak lebih kecuali sebuah kerlipan kecil dari tetes-tetes embun.
Bila selama ini engkau cuma sibuk oleh pencarian makanan dan tempat berlindung, pakaian dan tongkat petunjuk jalan, maka tibalah kini waktumu untuk mencari yg Esa, yg tidak engkau jadikan sasaran panahmu tidak pula engkau jadikan hub batu untuk perlindunganmu. Dan kalau saja kata-kataku ini belum ketahui maksudnya, maka carilah sekalipun barangkali engkau akan kecewa lantaran pertanyaannya hanya akan menggiringmu memasuki cinta dan kebijakan Yang Maha Tinggi yg dikenal sebagai Tuhan oleh manusia."
Semuanya diam tercenung. Mereka gundah dan bimbang. Al-Musthafa yg merasa tersentuh sangat iba pada mereka. Dengan penuh kasih sayang ditatapnya mereka, "Sebaiknya jangan lagi kita menggunjingkan Tuhan. Sudah cukup bagi kita untuk berbicara tentang dewa-dewa, tetangga-tetangga, sanak-kadang serta seluruh yg hidup disekeliling rumah dan kadang kalian. Jika melamun, kalian akan terlontar tinggi sampai menembus away cakrawala sehingga kalian menganggapnya terlalu membumbung tinggi. Kalian pun hanya akan menyeberangi samudera man luas sehingga kalian akan mencapai ketinggian yg lebih tinggi manakala kalian menebar benih kemuka tanah, diwaktu kalian mentertawakan cantik cemerlangnya fajar pagi kepada tetangga tetangga kalian, sebenarnya kalian telah melampaui samudera yg teramat sangat luas.
Kalian memang tak pernah menyimak kidung yg hakiki sekalipun kalian sudah terlalu sangat sering melantunkan tembang-tembang pujian kepada Tuhan Yang Kuasa. Akan lebih baik bagi kalian untuk menikmati kicau beburungan, gemerisik dedaunan yg bertanggalan dari ranting-rantingnya sewaktu angin menampar dan merontokkannya. Tapi jangan lupa kawanku, semua itu hanya akan bernyanyi syahdu sewaktu terpisahkan dari rantingnya. Karena itu, sekali lagi kuingatkan, janganlah sekali-kali kalian bergunjing tentang Tuhan yg merupakan keseluruhanmu secara serampangan. Berbincanglah dengan sesama kalian dan paling mengertilah, antara tetangga dengan tetangga, antara dewa dengan dewa.
Masih adakah gunanya untuk memberi malam pada anak burung sementara induknya begitu saja terbang tinggi membelah cakrawala? Kembang arakan yg akan mekar bila bukan dibuahi kumbang yg hinggap di kembang lainnya? Kalian akan bersujud khusuk kepada Tuhan sewaktu kalian tertindih oleh kenestapaan hidup. Kalian akan lebih berharga dan sanggup menapaki jalan kalian sendiri ketika kalian telah menjumpai jalanan yg lebih luar.
Para pelaut dan kawanku, akan jauh lebih bijak bila kita tidak berdiskusi tentang Tuhan yg tidak pernah kita mengerti. Dan sungguh akan lebih baik bila kita berbincang tentang hubungan manusia yg jauh lebih kita pahami. Hanya saja, aku ingin kalian menyadari betapa kita semua adalah detak nafas dan aroma wewangian Tuhan. Tuhan pun kartu dalam daun-daun, kembang-kembang dan buah-buahan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY

Baca Juga:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...