Jumat, 01 Juni 2012

khalil gibran-lagu keberkahan

Didalam bilik jiwaku, masih terdapat bilik jiwa yg tidak pernah mampu terlahir dalam kata-kata ataupun tembang-tembang yg bermekaran ditaman hatiku. Ia ingin mengejewantahkan kealam dunia. Ia bertapa di kedalaman jiwa yg tidak terwakili oleh gemulai lidahku, persis dengan tabir yg menghalangi lalu cahaya.
Bagaimanakah aku harus berdialog dengannya jika senantiasa khawatir ternodai debu-debu dunia? Kepada siapakah ia akan kututurkan, sementara ia selalu berlindung dalam bilik jiwaku dan enggan berbenturan dengan kerasnya jarang telinga manusia?
Sesungguhnya engkau akan dapat menangkap kekeba bayang-bayangnya, engkau mampu menerobos mataku dengan lebih tajam lagi. Dan engkau akan bisa merasakan debar nadi-nadinya kalau saja kau izinkan kulitmu bergesekan dengan kemariku.
Ambisiku untuk memutuskan keberadaannya laksana danau tenang yg sangat sempurna memantulkan kedipan bintang-bintang di kegelapan malam. Buliran air mataku yg mengalir laksana mata air sungai yg meronai embun dan jatuh ke kelopaknya dengan aroma wangi.
Tembang yg di kumandangkan keheningan dan dipantulkan oleh irama mengalir dalam mimpi dan terus bergema dalam kebangkitannya.
Apakah ada pujangga yg mampu menyanyikan tembang-tembang keindahan cinta kehidupan manusia? Apakah Daud yg menyanyikan tembang bagai puji suci?
Keharumannya melampaui wangi melati. Lidah manakah yg sanggup menggiring keindahannya untuk beranjak? Ia jauh lebih tulus ketimbang perawan. Lantas, masihkah jeritan biola akan menyimaknya? Adalah manusia yg dapat memaknai gemuruh gelombang samudera melalui lengkingan burung malam? Siapakah yg mampu meredas dentuman halilintar dalam rengek sang bayi? Apakah masih ada mahluk yg mampu menangkap tembang Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah Baca Tinggalkan Komentar, Jangan Lupa Follow Blog Ini, Jangan Rasis, Jangan SARA, Jangan Diskriminasi, Jangan Porno, Jangan ALAY

Baca Juga:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...